Stoikiometri reaksi kimia tak banyak
menarik perhatian, karena dari percobaan yang dilakukan tidak menghasilkan
hasil yang benar. Contohnya yaitu teori flogiston. Berdasarkan teori ini, mereka
mendefinisikan pembakaran sebagai pelepasan flogiston dari zat terbakar. Namun,
perubahan massa logam ketika dikalsinasi tidak cocok dengan teori ini. Pada tahun
(1579-1644) Filsuf dari Fander s Jan Baptista Van Helmont melakukan percobaan “willow”.
Ia menyimpulkan bahwa “akar semua materi adalah air”. Helmont mengenali
pentingnya Stoikiometri, dan jelas mendahului zamanya. Di akhir abad 18,
Jeremias Benjamin Richter menemukan konsep ekuivalen, yakni hubungan
kuantitatif antara asam dan basa dalam reaksi netralisasi. Pengetahuan yang
tepat tentang ekuivalen sangat pening untuk menghasilkan sabun dan serbuk mesiu
yang baik.
Atom sangat kecil sehingga tidak mungkin
menentukan massa satu atom. Dalam tabel Dalton, massa unsur teringan, hidrogen
ditetapkanyasatu sebagai standar (H=1). Massa atom adalah relatif, artinya
suatu rasio tanpa dimensi.
Sumber:http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/lahirnya_teori_atom/stoikiometri/
http://industri12adepriyono.blogspot.com/
Sumber:http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/lahirnya_teori_atom/stoikiometri/
http://industri12adepriyono.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar