Jumat, 14 September 2012

Stoikiometri


a.       Tahap Swal Stoikiometri

Stoikiometri reaksi kimia tak banyak menarik perhatian, karena dari percobaan yang dilakukan tidak menghasilkan hasil yang benar. Contohnya yaitu teori flogiston. Berdasarkan teori ini, mereka mendefinisikan pembakaran sebagai pelepasan flogiston dari zat terbakar. Namun, perubahan massa logam ketika dikalsinasi tidak cocok dengan teori ini. Pada tahun (1579-1644) Filsuf dari Fander s Jan Baptista Van Helmont melakukan percobaan “willow”. Ia menyimpulkan bahwa “akar semua materi adalah air”. Helmont mengenali pentingnya Stoikiometri, dan jelas mendahului zamanya. Di akhir abad 18, Jeremias Benjamin Richter menemukan konsep ekuivalen, yakni hubungan kuantitatif antara asam dan basa dalam reaksi netralisasi. Pengetahuan yang tepat tentang ekuivalen sangat pening untuk menghasilkan sabun dan serbuk mesiu yang baik.

 b.      Massa atom relatif dan massa atom

Atom sangat kecil sehingga tidak mungkin menentukan massa satu atom. Dalam tabel Dalton, massa unsur teringan, hidrogen ditetapkanyasatu sebagai standar (H=1). Massa atom adalah relatif, artinya suatu rasio tanpa dimensi.

Sumber:http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/lahirnya_teori_atom/stoikiometri/
http://industri12adepriyono.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar