Siapa yang tak kenal tissue, benda ini sangat umum dan biasa dan digunakan oleh hampir seluruh
manusia. Biasanya kita menggunakan tissue untuk membersihkan sesuatu, memegang
sesuatu seperti makanan atau benda lainnya, mengelap air mata, dan lain –
lain. Tapi sadarkah kita bahwa
penggunaan tissu yang berlebihan ikut mendukung kerusakan hutan?
Misalkan saja dalam satu hari anda menggunakan 5 sheet tissu
atau dimisalkan saja untuk mengelap mulut sehabis makan, mengelap tangan
ataupun penggunaan tissu toilet. Dalam 1 pack tissu terdapat 20 sheet, dan
ternyata dari 1 pohon berumur 6 tahun hanya bisa menghasilkan 2 pack tissu
saja, sekitar 40 sheet tissue yang kita gunakan. berarti dalam 8 hari saja kita
sudah menghabiskan 1 pohon.
Bayangkan berapa jumlah orang disekitar anda yang
menggunakan tissu setiap hari nya. sampai saat ini pun Indonesia sudah
kehilangan sekitar 72% hutan aslinya. dan semakin haripun kerusakan hutan masih
tetap berlanjut.
Selain jutaan pohon harus direlakan untuk membuat tissue,
air pun demikian. Menurut informasi yang diperoleh, untuk memproduksi 1 Kg
tissue diperlukan 30 liter air. Padahal hampir seluruh manusia di bumi ini
pernah dan masih menggunakan tissue sampai detik ini. Itu berarti lebih banyak
lagi pohon yang ditebang, dan air yang terbuang untuk membuat tissue. Perlu
diketahui bahwa untuk dapat ditebang dan diolah kembali, sebatang pohon kayu
membutuhkan waktu sekitar 6-8 tahun lamanya.
Belum lagi dampak negative lainnya dari segi kesehatan
yakni dari penggunaan tissue yang
berlebihan. Kita kerap menggunakannya untuk mengambil atau membungkus makanan,
misalnya gorengan, untuk menghindari tangan kotor atau menyerap minyak yang
berlebihan pada makanan tersebut. Padahal, zat kimia yang terkandung dalam
kertas tissue, kata Sapto Nugroho Hadi, dari Departemen Biokimia IPB, dapat
bermigrasi ke makanan.
Zat ini disebut pemutih klor yang memang ditambahkan dalam
pembuatan kertas tissue agar terlihat lebih putih dan bersih. Zat ini bersifat
karsinogenetik (pemicu kanker). Hal yang sama juga terjadi pada kertas yang
lain, entah kertas koran atau majalah, yang sering dipakai untuk membungkus
makanan. Kertas-kertas ini mengandung timbal (Pb) yang bisa berpindah kemakanan
karena panas makanan.Timbal yang masuk ketubuh akan meracuni tubuh dan
menyebabkan beragam gangguan, dari kondisi pucat sampai lumpuh.
Dengan mengetahui berbagai plus minus penggunaan tissue kami
mengajak kamu semua untuk mengurangi penggunaan tissue dan mulai beralih
menggunakan saputangan sejak detik ini. Budaya kita seakan sudah tergeser
dengan budaya luar yang selalu menggunakan tissue. Jika dulu kita selalu
menggunakan sapu tangan untuk mengelap muka atau wajah, sekarang sudah
tergantikan dengan sang tissue.
Sebenarnya tidak ada salahnya jika kita mencoba kembali
menggunakan saputangan, selain lebih higienis (tidak mengandung bahan kimia
pemutih), penggunaan saputangan juga merupakan wujud partisipasi nyata kita
peduli terhadap bumi. Jika langkah itu belum mungkin untuk dilakukan, paling
tidak bijaksanalah dalam menggunakan tissue.
Penggunaan sapu tangan juga merupakan salah satu usaha kecil
yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan lingkungan. So, mulai sekarang
cobalah tinggalkan tisu saat beraktivitas sehari-hari. (Ade Priyono)
Sumber :
http://citralinggasari.blog.imtelkom.ac.id/
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/09/28/pakai-tissue-nanti-dulu/
http://diarykonservasi.wordpress.com/2012/03/21/sehelai-tissue-pun-berharga/
http://www.fimela.com/read/2011/09/07/green-living-berpaling-dari-tisu
http://anikzd.wordpress.com/2008/10/25/kurangi-pemakaian-tissue-artikel-anik-orgin-jumat-13-juni-2008/
Sumber Gambar:
http://www.thirdage.com/cold-flu/seven-natural-ways-to-fight-a-cold
Tidak ada komentar:
Posting Komentar