Apa yang terjadi jika nyamuk punah? Tentunya kita tau nyamuk
merupakan hewan yang sangat di benci oleh manusia karena gigitanya yang sangat
menggangu manusia dan juga menyebarkan wabah penyakit. Namun dari banyaknya
pengaruh positif dari nyamuk ini ternyata hal yang besar bisa terjadi jika
nyamuk dimusnahkah dari muka bumi.
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera
termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia,
Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang
merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang
langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali
melebihi 15 mm.
Nyamuk selalu dapat menemukan sasarannya dengan tepat karena
mereka melihat dengan gerakan, panas tubuh, dan bau tubuh. Sewaktu nyamuk
hinggap di tubuh dia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan disebut juga
probosis. Lalu terdapat pisau yang akan merobek kulit korban maju mundur hingga
menemukan urat darah, setelah itu baru darah yang ada dihisap.
Dalam prosesnya nyamuk juga mengeluarkan air liur yang
mengandung antikoagulan untuk mencegah darah yang ia hisap membeku. Proses ini
berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk
tubuh padahal tidak begitu, nyamuk membedah kita seperti layaknya dokter bedah
yang cepat dan akurat.
Setalah nyamuk kenyang dia akan mencabut probiosis dan
terbang. Air liur nyamuk yang tertinggal di kulit korban akan merangsang tubuh
layaknya ada benda asing yang mengganggu, terjadilah proses yang dikenal dengan
alergi, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal.
Berbagai upaya pernah dilakukan oleh manusia untuk
melenyapkan nyamuk, terutama jenis tertentu yang menularkan penyakit. Sebagian
besar memang masih sebatas riset di laboratorium, namun prospeknya cukup
menjanjikan.
Salah satunya pernah dilakukan oleh tim dari University of
Oxford. Rekayasa genetika yang dilakukan tim tersebut berhasil menciptakan
nyamuk jantan yang jika mengawini nyamuk betina maka akan menghasilkan nyamuk
tak bersayap.
Meski bisa menggigit, nyamuk mutan tersebut tidak bisa
terbang karena tidak memiliki sayap. Karena nyamuk betina harus terbang untuk
bisa minum darah, lama-kelamaan nyamuk tidak bisa berkembang biak lalu punah.
Dikutip dari Nature ,dampak paling besar dari punahnya nyamuk akan terjadi di
habitat tundra (padang es), kutub utara.
Di tempat yang merupakan sarang terbesar bagi spesies nyamuk
Aedes Impiger dan Aedes Nigripes , migrasi burung akan berkurang hingga 50
persen, karena berkurangnya salah satu makanan kesukaan para burung. Migrasi
satwa yang lain juga akan terpengaruh, antara lain karibu atau sejenis rusa
kutub. Ribuan karibu yang sebelumnya menghindari gigitan nyamuk akan menyerbu
wilayah tundra, lalu diikuti para serigala yang merupakan predator utama para
karibu.
Spesies ikan pemakan nyamuk, Gambusia affinis juga terancam
punah, jika nyamuk sudah tidak ada. Punahnya ikan ini sedikit banyak tentunya
juga akan berdampak pada rantai makanan yang terjadi di perairan air tawar.
Terlebih lagi, larva atau jentik nyamuk turut memegang peran
dalam penguraian sampah organik. Saat berada di genangan air, jentik-jentik
tersebut mendapatkan nutrisi untuk tumbuh dari sisa-sisa tanaman yang
membusuk. (Ade Priyono)
Sumber:
http://www.apasih.com/2011/11/inilah-yang-terjadi-jika-nyamuk-punah.html
http://foto-menarik.blogspot.com/2012/01/apa-yang-terjadi-jika-nyamuk-punah.html
http://forum.viva.co.id/aneh-dan-lucu/230867-inilah-yang-terjadi-jika-nyamuk-punah-dari-muka-bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk
http://www.lintas.me/article/beritaunik.net/apa-yang-terjadi-jika-nyamuk-punah/1
Sumber Gambar:
http://www.saude.al.gov.br/vigilanciaepidemiologica/noticias/gestoresdoestado